.quickedit{display:none;}

beranda

Minggu, 22 Februari 2009

Bekal Untuk ADK UNY

MENJADI MANUSIA YANG EFEKTIF

Arti efektif mungkin berbeda dengan efektif yang dimaksud Covey. Secara tradisional, efektif didefinisikan sebagai tercapainya tujuan. Namun, menurut Covey, penulis buku, ”7 Habits of Highly Effective People”, tindakan efektif didefinisikan lain. Menurutnya, tindakan efektif terjadi bila kemampuan yang dimiliki seimbang dengan hasil yang dicapai. Tercapainya setiap tujuan harus disertai dengan keseimbangan sehingga kunci efektif adalah pada “keseimbangan”.

Tiap orang tentu ingin tindakannya efektif dan hidupnya seimbang. Ia ingin hidupnya dapat melakukan peranannya dengan sempurna. Namun, pada kenyataannya banyak yang mengalami kesulitan melakukan perannya secara seimbang. Peran itu bermacam-macam tergantung luas lingkaran hidup yang ia miliki. Yang pasti, ia memiliki peran dalam keluarga sebagai orang tua. Peran yang lain sebagai pengurus organisasi sosial, agama, budaya, dan lain-lain. Dengan tuntutan yang bermacam-macam, serta waktu yang amat sedikit, apakah semua peran dapat dijalankan secara seimbang?

Program 7 Habits adalah memadukan skill dan karakter secara seimbang yang dimulai bukan dari melatih skill, melainkan dari pembentukan karakter. Karakter hanya dapat dibentuk melalui pembiasaan atau habit. Pembentukan karakter memerlukan waktu yang lama dan memperhatikan tujuh prinsip habits sebagai berikut.

1. Sikap proaktif bukan reaktif

Seseorang menjadi penanggung jawab utama tindakannya” Ia adalah programmer perilakunya sendiri,” kata Covey mengiaskan. Sebagai manusia kita bertanggung jawab atas hidup kita sendiri. Perilaku kita adalah fungsi dari keputusan kita. Kita dapat menomorduakan perasaan sesudah nilai. Orang yang proaktif dapat mengatur cuaca mereka sendiri. Entah hari hujan atau cerah tak ada bedanya bagi mereka.

Orang ini diberi kebebasan untuk memilih respons, tak ditentukan oleh stimulus lingkungannya. Tindakan yang mereka keluarkan bukan hasil dari situasi perasaannya atau kondisi sekitarnya. Jika ada orang berlaku menyebalkan terhadapnya, ia tak demikian saja mengikuti stimulus itu, lalu marah. Bisa saja ia mengambil respons lain ”mendiamkan saja dan bersabar”. Bisa saja ia menjadi bahagia tanpa tergantung cuaca sedang mendung atau cerah. Mereka menjadi lebih banyak akal, rajin, kreatif, dan lebih mau bekerja sama. Orang proaktif tidak suka memaksa. Mereka cerdik, digerakkan oleh nilai, membaca realitas, dan tahu yang dibutuhkan.

Sebaliknya, orang yang reaktif sering dipengaruhi olah lingkungan fisik mereka. Jika cuaca bagus, mereka akan senang. Jika tidak, cuaca itu mempengaruhi sikap dan prestasi mereka. Orang yang reaktif juga dipengaruhi oleh lingkungan sosial mereka. Ketika orang memperlakukan mereka dengan baik, mereka menjadi defensif atau protektif. Orang yang reaktif membangun kehidupan emosional mereka di sekitar perilaku orang lain, memberi kekuatan pada kelemahan orang lain untuk mengendalikan mereka. Sifat dasar orang reaktif adalah untuk membebaskan diri mereka dari tanggung jawab.

2. Memulai dari ”Akhir”

Memulai dari akhir berarti memulai dengan pengertian yang jelas. Ini berarti mengetahui ke mana Anda akan pergi sehingga Anda lebih baik mengerti di mana Anda sekarang. Dengan demikian, Anda mengetahui langkah-langkah yang Anda ambil selalu berada pada arah yang benar.

Hal ini merupakan latihan untuk memimpin diri sendiri. Dalam memulai segala kegiatan tujuan akhirlah yang lebih dahulu dipancangkan sehingga arah kegiatan menjadi jelas dan cara-cara pencapaiannya bisa ditentukan lebih terarah. Kredo ini selalu digaungkan oleh B.J. Habibi ketika mengenalkan produk pesawat terbangnya.

Orang-orang yang efektif sadar sepenuhnya bahwa semua hal diawali dari ”niat” dalam dirinya. Mereka lalu menciptakan misi dalam hidupnya. Mereka memperjelas nilai-nilai yang harus diperjuangkan. Selanjutnya membuat prioritas tujuan mana yang harus lebih dahulu dicapai.

3. Utamakan yang Paling Utama

Ini merupakan latihan manajemen diri. Prosesnya melibatkan manajemen waktu dan aktivitas yang harus dilalui. Waktu dan kegiatan biasanya dibagi berdasar dari tingkat kepentingan dan tingkat urgensinya. Secara umum, keduanya dikelompokkan menjadi kegiatan penting dan mendesak, penting tapi tidak mendesak, tidak penting tapi mendesak, dan tidak penting dan tidak mendesak.

Menurut Covey, kebanyakan orang membuang waktunya dalam kegiatan yang mendesak tapi tak penting. Misalnya, interupsi telepon, membaca dan membalas surat laporan, atau kegiatan-kegiatan yang sifatnya ”populer ”saja. Hal – hal yang mendesak sering menyita sebagian besar waktu bahkan sering orang dipaksa menanggapinya. Untuk menangkalnya, menurut Covey, Anda mesti mengambil sikap proaktif. Katakan ”tidak” pada hal-hal yang tidak penting dan katakan ”ya” pada hal-hal yang lebih penting, sekalipun tak mendesak.

Ingat, banyak orang penting yang membutuhkan waktu dan perhatian Anda. Itu bisa berupa memperhatikan anak-anak, pasangan, menyapa karyawan atau lainnya. Memperhatikan mereka sering mempunyai dampak panjang yang berarti.

Orang sukses mempunyai kebiasaan mengerjakan hal-hal yang orang gagal tidak suka mengerjakannya dan tidak harus suka mengerjakan hal-hal itu. Akan tetapi, ketidaksukaan mereka tunduk pada kekuatan tujuan mereka. Kebanyakan orang mengatakan kesalahan utama mereka adalah kurangnya disiplin. Prioritas mereka belum tertanam di dalam hati dan pikiran mereka. Mereka belum benar-benar menghayati dua kebiasaan di atas. Di dalam manajemen waktu, ditangkap satu frasa: Organisasikan dan laksanakan menurut prioritas.

4. Tak ada Yang Kalah, Menang VS Menang

Menang VS Menang adalah kerangka pikiran dan hati yang terus menerus mencari keuntungan bersama di dalam semua interaksi manusia. Menang VS Menang berarti bahwa kesepakatan atau solusi memberikan keuntungan dan kepuasan yang timbal balik. Dengan solusi Menang VS Menang, semua pihak merasa senang dengan keputusannya dan merasa terikat dengan rencana tindakannya, melihat kehidupan sebagai arena kooperatif, bukan kompetitif. Kemenangan publik berarti bekerja sama, berkomunikasi bersama, membuat segalanya terjadi bersama yang bahkan orang-orang yang sama tidak dapat membuatnya terjadi dengan bekerja sendiri-sendiri.

Ini merupakan prinsip latihan kepemimpinan antarindividu. Dalam dunia usaha dan keluarga, efektivitas hanya dicapai bila ada kerja sama yang baik antarindividu. Sikap Menang VS Menang, adalah cara untuk mencapai keadaan saling menguntungkan. Jangan harap rekan kerja atau bawahan Anda akan kooperatif, jika Anda membuatnya merasa kalah, salah atau terpojok.

Cara berpikir Menang VS Menang dimulai dengan komitmen untuk melihat segala alternatif yang tersedia. Selanjutnya, memilih beberapa yang menguntungkan kedua pihak. Jika tak ada yang memungkinkan, tak usah adanya perjanjian untuk bekerja sama. ” Win- Win or no deal at all,” ungkap Covey, sebab jika diteruskan sudah pasti hubungan yang dibina akan retak di tengah jalan.

5. Mencoba Mengerti Lebih Dahulu, Baru Dimengerti

Ini merupakan latihan untuk membiasakan komunikasi dengan baik. Sekaligus merupakan kunci untuk membina hubungan Menang VS Menang. Komunikasi adalah keterampilan paling penting di dalam kehidupan. Bukankah dokter selalu lebih dahulu mendiagnosa sebelum memberi resep? Jadi, faham dahulu apa keinginan lawan bicara, baru sampaikan maksud Anda sendiri.

Kadang-kadang orang melihat dunia sesuai dengan persepsi masing-masing. Tidak sebagaimana adanya. Untuk bisa berkomunikasi dengan baik, orang harus lebih dahulu bisa memahami orang lain, melihat dunia dengan kaca mata lain. Untuk ini, Anda harus dapat mendengarkan dengan penuh empati (suatu hal yang sangat sulit dan membutuhkan pembiasaan).

Empati bukanlah simpati. Simpati adalah semacam kesepakatan, semacam penilaian, kadang merupakan emosi dan respons yang lebih sesuai. Akan tetapi, orang sering hidup dari simpati sehingga membuat mereka tergantung. Berbeda dengan empati. Empati bukanlah Anda setuju dengan seseorang, tetapi Anda mengerti orang lain sepenuhnya, secara mendalam, emosional, dan sekaligus intelektual.

Nasihat apapun tak akan ada gunanya bagi rekan atau bawahan bila maksud mereka belum kita pahami. Yang mesti diberikan pertama-tama adalah ”fahami dia” baru kemudian Anda bisa memberikan masukan, bahkan mempengaruhinya.

6. Sinergi

Sinergi adalah intisari dari kepemimpinan yang berpusat pada prinsip. Sinergi adalah intisari dari keorangtuaan yang berpusat pada prinsip. Sinergi berfungsi sebagai katalisator, menyatukan, dan melepaskan kekuatan terbesar di dalam diri manusia.

Sinergi merupakan pendekatan untuk pemecahan masalah kelompok. Berbeda dengan ” sekedar menyenangkan atasan”, di sini dibutuhkan rasa saling menghargai. Pandangan-pandangan dalam kelompok, meskipun berlainan dibicarakan bersama. Alternatif terbaik akan muncul dari masukan yang diberikan oleh kelompok itu. Tiap orang merasa bebas untuk mencari alternatif terbaik. Tak ada istilah tekanan dari atas atau protes dari bawah. Segalanya bisa didiskusikan dengan hati tebuka. Semua berpegang pada prinsip” saling tergantung”.

Orang yang merasa ” tak aman” biasanya berkelompok dengan orang-orang yang satu ide dengannya. Kesatuan, bagi mereka adalah kesamaan, keseragaman. Padahal, kesatuan sejati adalah kemampuan untuk saling melengkapi.

7. Menajamkan Diri

Ini merupakan latihan untuk terus menerus memperbaharui dan meningkatkan diri. Kadang-kadang ketika sibuk bekerja, orang lupa akan keseimbangannya. Seharusnya antara kapasitas dan produksi diseimbangkan. ”Perawatan secara tekun dan rutin selalu lebih sulit dilakukan”, kata Covey.

Menurut Covey, peningkatan diri ini meliputi empat dimensi sifat: fisik, spiritual, mental, sosial/emosional. Jika dilalaikan, tubuh orang akan melemah, mentalnya menjadi mekanis, emosinya tumpul, jiwanya tidak peka dan ujungnya orang itu jadi mementingkan diri sendiri.

Sesibuk apapun, harus disadari bahwa diri Anda terdiri dari beberapa bagian itu. Jika ingin efektif, semuanya mesti diseimbangkan. Jelas memang tidak mudah untuk membangun karakter integritas total dan menjalani kehidupan penuh kasih dan pelayanan yang menciptakan kesatuan seperti ini. Ini memerlukan waktu dan pembiasaan, bukanlah perbaikan cepat.

4 komentar:

Anonim mengatakan...

Waaah... Postingannya banyak bgt... mata ane jadi pegel akh.. he2

Anonim mengatakan...

Cah kaderisasi tenan kie
Semangat Rekruitment Tutorial!!!

Anonim mengatakan...

Aku lebih kepengin jadi manusia pas-pasan aja. Pas lapar pas ada makanan gratis, Pas butuh uang pas ada yang ngasih, Pas bimbingan pas ada dosennya, he he he

indra mengatakan...

Aslkm, kunjungan silaturahim blogger..